BAB I
PERSIAPAN UNTUK
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
A. PENGERTIAN
Pemeriksaan laboratorium adalah
suatu tindakan dan prosedur tindakan dan pemeriksaan khusus dengan mengambil
bahan atau sample dari penderita dapat berupa urine (air kencing), darah,
sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsi.
Pemeriksaan diagnostik adalah
penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan komunikan terhadap suatu
masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial. Hasil suatu
pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau
perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui
faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
B. TUJUAN
Adapun
beberapa tujuan dari pemeriksaan laboratorium antara lain sebagai berikut :
1.
Mendeteksi
penyakit
2.
Menentukan
risiko
3.
Skrining/uji
saring adanya penyakit subklinis
4.
Konfirmasi
pasti diagnosis
5.
Menemukan
kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis
6.
Membantu
pemantauan pengobatan
7.
Menyediakan
informasi prognostic/perjalanan penyakit
8.
Memantau
perkembangan penyakit
9.
Mengetahui
ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak dijumpai dan potensial membahayakan
10.
Memberi
ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit
C. FAKTOR UTAMA YANG MENGAKIBATKAN KESALAHAN
1. Pra Instrumen
Pada
tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas, pasien dan dokter. Hal ini karena tanpa kerja sama yang baik akan mengganggu/mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium.
Yang
termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi:
a.
Pemahaman
Instruksi dan Pengisian Formulir
Pada
tahap ini perlu diperhatikan benar, apa yang diperintahkan oleh dokter dan
dipindahkan ke dalam formulir. Hal ini penting untuk menghindari pengulangan
pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan pasien sehingga tidak
merugikan pasien dan menyakiti pasien. Pengisian formulir dilakukan secara
lengkap meliputi identitas pasien: nama, alamat/ruangan, umur, jenis kelamin,
data klinis/diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan kalau diperlukan pengobatan
yang sedang diberikan. Hal ini penting untuk menghindari tertukarnya hasil
ataupun dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat
pengobatan khusus dan jangka panjang.
b. Persiapan Penderita
1) Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak
kira-kira 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan volume plasma, sebaliknya
setelah berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan volume plasma akan
mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel
darah.
2) Obat
Penggunaan obat dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam folat, Fe, vitamin B12, dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan
jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan
trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi komposisi darah sehingga
menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah tepi maupun penilaian
hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi hasil pemeriksaan
hemostasis.
3) Waktu Pengambilan
Umumnya bahan pemeriksaan
laboratorium diambil pada pagi hari terutama pada pasien rawat inap. Kadar
beberapa zat terlarut dalam urine akan menjadi lebih pekat pada pagi hari
sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan
indikasi khusus atas perintah dokter.
Selain itu juga ada pemeriksaan
yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat kegawatan pasien dan
memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan sito. Beberapa parameter
hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi serum menunjukkan variasi
diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum
lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih
40-100 µg/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai
malam hari dan lebih rendah dari tengah malam sampai pagi.
4) Posisi pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri
mengurangi volume plasma 10% demikian pula sebaliknya. Hal lain yang penting
pada persiapan penderita adalah menenangkan dan memberitahu apa yang akan
dikerjakan sebagai sopan santun atau etika sehingga membuat penderita atau
keluarganya tidak merasa asing atau menjadi obyek.
c.
Persiapan
Alat yang Akan Dipakai
1) Persiapan Alat
Dalam mempersiapkan alat yang
akan digunakan selalu diperhatikan instruksi dokter sehingga tidak salah
persiapan dan berkesan profesional dalam bekerja.
2) Pengambilan Darah
Yang harus dipersiapkan antara
lain, kapas alkohol 70 %, karet pembendung (torniket),
spuit sekali pakai umumnya 2.5 ml atau 5 ml, penampung kering bertutup dan
berlabel. Penampung dapat tanpa anti koagulan atau mengandung anti koagulan
tergantung pemeriksaan yang diminta oleh dokter. Kadang-kadang diperlukan pula
tabung kapiler polos atau mengandung antikoagulan.
3) Penampungan Urine
Digunakan botol penampung urine yang bermulut lebar, berlabel, kering, bersih,
bertutup rapat dapat steril (untuk biakan) atau tidak steril. Untuk urine
kumpulan dipakai botol besar kira-kira 2 liter dengan memakai pengawet urine.
4) Penampung khusus
Biasanya diperlukan pada
pemeriksaan mikrobiologi atau pemeriksaan khusus yang lain. Yang penting
diingat adalah label harus ditulis lengkap identitas penderita seperti pada
formulir termasuk jenis pemeriksaan sehingga tidak tertukar.
d. Cara pengambilan sample
Pada tahap ini perhatikan ulang
apa yang harus dikerjakan, lakukan pendekatan dengan pasien atau keluarganya
sebagai etika dan sopan santun, beritahukan apa yang akan dikerjakan. Selalu
tanyakan identitas pasien sebelum bekerja sehingga tidak tertukar pasien yang
akan diambil bahan dengan pasien lain. Karena kepanikan pasien akan mempersulit
pengambilan darah karena vena akan konstriksi. Darah dapat diambil dari vena,
arteri atau kapiler.
Syarat mutlak lokasi pengambilan
darah adalah tidak ada kelainan kulit di daerah tersebut, tidak pucat dan tidak
sianosis. Lokasi pengambilan darah vena : umumnya di daerah fossa cubiti yaitu vena cubiti atau di daerah dekat pergelangan tangan. Selain itu
salah satu yang harus diperhatikan adalah vena yang dipilih tidak di daerah
infus yang terpasang/sepihak harus kontra lateral.
Darah arteri dilakukan di daerah
lipat paha (arteri femoralis) atau
daerah pergelangan tangan (arteri
radialis). Untuk kapiler umumnya diambil pada ujung jari tangan yaitu
telunjuk, jari tengah atau jari manis dan anak daun telinga. Khusus pada bayi
dapat diambil pada ibu jari kaki atau sisi lateral tumit kaki.
e.
Penanganan
Awal Sampel dan Transportasi
Pada tahap ini sangat penting
diperhatikan karena sering terjadi sumber kesalahan ada disini. Yang harus dilakukan :
1) Catat dalam buku ekspedisi dan cocokan sampel
dengan label dan formulir. Kalau sistemnya memungkinkan dapat dilihat apakah
sudah terhitung biayanya (lunas).
2) Jangan lupa melakukan homogenisasi pada bahan yang
mengandung antikoagulan.
3) Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak
tumpah.
4) Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik
melakukan penundaan.
5) Perhatikan persyaratan khusus untuk bahan tertentu
seperti darah arteri untuk analisa gas darah, harus menggunakan suhu 4-8° C
dalam air es bukan es batu sehingga tidak terjadi hemolisis.
Harus segera sampai ke laboratorium dalam waktu sekitar 15-30 menit.
Perubahan akibat tertundanya pengiriman sampel sangat mempengaruhi hasil laboratorium.
Sebagai contoh penundaan pengiriman darah akan mengakibatkan penurunan kadar
glukosa, peningkatan kadar kalium. Hal ini dapat mengakibatkan salah pengobatan
pasien.
Pada urine yang ditunda akan terjadi pembusukan akibat bakteri yang
berkembang biak serta penguapan bahan terlarut misalnya keton. Selain itu nilai
pemeriksaan hematologi juga berubah sesuai dengan waktu.
2.
Interpretasi Data
a.
Menentukan aspek positif klien
Jika klien
memerlukan standar kriteria kesehatan, perawat kemudian
menyimpulkan bahwa klien memiliki aspek positif tersebut
dapat digunakan untuk meningkatkan atau membantu memecahkan
masalah klien yang dihadapi.
b. Menentukan
masalah klien
Jika
klien tidak memenuhi standar kriteria maka klien tersebut mengalami keterbatasan dalam aspek kesehatannya dan memerlukan pertolongan.
c.
Menentukan masalah klien yang pernah dialami
Bidan dapat menyimpulkan bahwa
daya tahan tubuh klien tidak mampu untuk melawan infeksi
tersebut.
d. Menentukan
keputusan
Penentuan keputusan didasarkan
pada jenis masalah yang ditemukan. Tidak ditemukan
masalah kesehatan tetapi perlu peningkatan status dan fungsi
kesehatan.
e.
Masalah yang akan muncul
Mengumpulkan data yang lengkap
untuk lebih mengidentifikasi masalah- masalah yang akan muncul.
f.
Masalah kalaboratif
Berkonsultasi dengan tenaga kesehatan lain professional yang kompeten dan berkolaborasi untuk penyelesaian masalah tersebut.
3.
Validasi Data
Bidan
memvalidasi data yang telah diperoleh agar akurat dan dilakukan bersama klien, keluarga dan masyarakat.
Validasi dilakukan dengan mengerjakan pertanyaan dan
pernyataan yang reflektif kepada klien/ keluarga tentang kejelasan
interpretasi data.
a.
Aktual
Menjelaskan masalah yang sedang
terjadi saat ini dan harus sesuai dengan data- data klinik yang
diperoleh. Diagnosis kebidanan yang dapat ditegakan adalah kekurangan
volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan secara abnormal.
b. Risiko
Menjelaskan masalah kesehatan yang akan terjadi
maka tidak dilakukan intervensi keperawatan
c.
Potensial
Data tambahan digunakan untuk memastikan
masalah keperawatan yang potensial. Bidan dituntut untuk berfikir lebih kritis dalam mengumpulkan data yang menunjang gangguan konsep
diri.
d. Sejahtera
Keputusan klinis tentang status
kesehatan klien, keluarga, atau masyarakat dalam transisi dan tingkat
sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi.
e. Sindrom
Diagnosis yang terdiri beberapa
diagnosis kebidanan aktual dan risiko tinggi yang diperkirakan
akan muncul karena suatu kejadian.
D.
PERSIAPAN DAN PENGAMBILAN SPESIMEN
1.
Pemeriksaan
Darah
a.
Tempat
Pengambilan Darah
1) Perifer (pembuluh darah tepi)
2) Vena
3) Arteri
4) Orang dewasa di ambil pada ujung jari atau daun
telinga bagian bawah
5) Bayi dan anak kecil dapat diambil pada ibu jari
kaki, tumit, atau daerah kepala.
b. Macam-Macam Pemeriksaan dengan Menggunakan Specimen Darah
1) Serum glutamik piruvik transaminase (SGPT)
Bertujuan untuk mendeteksi adanya kerusakan hepatoseluler. Cara :
a) Ambil darah kurang lebih 5 -10
ml dari vena
b) Masukkan ke dalam tabung atau
botol
c) Hindari hemolisis
d) Berikan label nama dan tanggal
2) Albumin
Bertujuan untuk mendeteksi kemampuan albumin yang disintesis oleh hepar, menentukan adanya gangguan
hepar seperti pada sirosis hepatic, luka bakar, gangguan ginjal, atau kehilangan
protein dalam jumlah banyak. Cara :
a) Ambil darah kurang lebih 5 –
10 ml dari vena
b) Masukkan ke dalam tabung atau
botol
c) Berikan label nama dan tanggal
3) Golongan Darah
Bertujuan untuk mendeteksi golongan darah yang terdiri dari
golongan darah A, B, AB, dan O. Bahan yang diperlukan : darah, reagen anti A,
B, dan AB.
4) Asam urat
Bertujuan untuk mendeteksi penyakit ginjal, anemia, asam folat, luka
bakar dan kehamilan. Peningkatan asam urat dapat
diindikasikan penyakit seperti leukimia, kanker, eklampsia berat, gagal ginjal,
malnutrisi. Cara :
a) Ambil darah kurang lebih 5 -7
ml dari vena
b) Masukkan ke dalam tabung atau
botol
c) Berikan label nama dan tanggal
5) Bilirubin ( Total, Direct, dan Indirect )
Bertujuan untuk mendeteksi kadar bilirubin. Pemeriksaan ini ada direct dan indirect. Pada
bilirubin direct dilakukan untuk mendeteksi adanya ikterik obstruktif yang disebabkan oleh batu,
neoplasma, hepatitis dan sirosis. Sedangkan bilirubin indirect dilakukan untuk mendeteksi
adanya anemia, malaria dan lain-lain. Cara :
a) Ambil darah kurang lebih 5 – 7
ml dari vena
b) Masukkan ke dalam tabung atau
botol
c) Hindari hemolisis
d) Berikan label nama dan tanggal
6) Estrogen
Bertujuan untuk mendeteksi
disfungsi ovarium, gejala menopause dan pasca menopause, serta stress psikogenik. Peningkatan nilai estrogen
dapat menunjukkan
indikasi adanya tumor ovarium, adanya kehamilan. Cara :
a) Ambil darah kurang lebih 5 –
10 ml dari vena
b) Masukkan ke dalam tabung atau
botol
c) Berikan label nama dan tanggal
7) Gas Darah Arteri
Bertujuan untuk mendeteksi
gangguan keseimbangan asam dan basa yang disebabkan oleh
gangguan respiratorik atau gangguan metabolik.
Cara :
a) Ambil darah kurang lebih 1 – 5
ml dari arteri dengan spuit dan jarum berisi heparin
b) Berikan label nama dan tanggal
8) Gula darah puasa
Bertujuan untuk mendeteksi adanya diabetes atau reaksi hipoglikemik.
Cara :
a) Ambil darah kurang lebih 5 -10
ml dari vena
b) Masukkan ke dalam tabung atau
botol
c) Berikan label nama dan tanggal
d) Puasakan makan dan minum 12
jam sebelum pemeriksaan
9) Gula darah postprandal
Bertujuan untuk mendeteksi
adanya diabetes atau reaksi hipoklimemik, pemeriksaan dilakukan setelah makan. Cara :
a) Ambil darah kurang lebih 5 –
10 ml dari vena 2 jam setelah makan pagi atau siang
b) Masukkan ke dalam tabung atau
botol
c) Hindari hemolisis
d) Berikan label nama dan tanggal
10) Human Chorionic Gonadotropi ( HCG )
Bertujuan untuk mendeteksi
adanya kehamilan karena HCG adalah hormon yang diproduksi oleh plasenta. Cara :
a) Ambil darah kurang lebih 5 -10
ml dari vena
b) Masukkan ke dalam tabung atau
botol
c) Hindari hemolisis
d) Berikan label nama dan tanggal
11) Hematokrik
Bertujuan untuk mengukur konsentrasi sel-sel darah merah dalam darah
yang dapat mendeteksi adanya anemia,
kehilangan darah, gagal ginjal kronik serta
defisiensi vitamin B dan C, peningkatan kadar hematokrik diindikasi adanya
dehidrasi, asidosis, trauma dan lain-lain. Cara :
a) Ambil darah kurang lebih 7 ml
dari vena
b) Masukkan ke dalam tabung atau
botol
c) Berikan label nama dan tanggal
12) Hemoglobin ( Hb )
Bertujuan untuk mendeteksi
adanya anemia dan penyakit ginjal. Peningkatan Hb mengindikasikan adanya dehidrasi, Penyakit Paru Obsruktif
Menahun dan gagal jantung kongestif, dan lain-lain. Cara :
a) Ambil darah kurang lebih 5 –
10 ml dari vena
b) Masukkan ke dalam tabung atau
botol
c) Hindari hemolisis
d) Berikan label nama dan tanggal
13) Trombosit
Bertujuan untuk mendeteksi
adanya trombositopenia yang berhubungan dengan perdarahan dan adanya trombositosis menyebabkan peningkatan pembekuan. Cara :
a) Ambil darah kurang lebih 5 -10
ml dari vena
b) Masukkan ke dalam tabung atau
botol
c) Berikan label nama dan tanggal
14) Partlal Tromboplastin Time ( PPT )
Bertujuan untuk mendeteksi defesiensi
faktor pembekuan, kecuali faktor VII, VIII, mendeteksi
variasi trombosit, dan memonitor terapi heparia.
15) Pemeriksaan lainnya yang menggunakan spesimen darah
antara lain kadar elektrolit dalam darah, masa protombin, progesteron,
prolaktin, serum krolaktin, kortisol, kolesterol, dan lain-lain.
c.
Persiapan Alat
1) Lanset darah atau jarum khusus
2) Kapas alcohol
3) Kapas kering
4) Alat pengukur Hb/ kaca objek/ botol pemeriksaan, tergantung
macam pemeriksaan
5) Bengkok
6) Hand scoon
7) Perlak dan pengalas
8) Larutan NaCl 0,5%
d. Prosedur
Kerja
1) Mendekatkan alat
2) Memberitahu klien dan menyampaikan tujuan serta
langkah prosedur
3) Memasang perlak dan pengalas
4) Mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir, keringkan dengan handuk
5) Memasang hand scoon
6) Mempersiapkan bagian yang akan ditusuk, tergantung
jenis pemeriksaan
7) Kulit di hapushamakan dengan kapas alcohol
8) Lakukan penusukan pada daerah yang telah dipilih
9) Hindari hemolisis saat pengambilan darah dengan
memberi cairan sitrat pada tabung.
10) Bekas tusukan ditekan dengan kapas alcohol
11) Merapikan alat dan Melepaskan hand scoon
12) Mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir.
13) Dokumentasikan
hasil tindakan
2.
Pemeriksaan
Urine
a.
Tujuan Pemeriksaan
1) Menafsirkan proses-proses metabolisme
2) Mengetahui kadar gula pada tiap-tiap waktu makan (
pada pasien DM )
b. Jenis
Pemeriksaan
1) Urine Sewaktu
Dikeluarkan sewaktu-waktu bilamana diperlukan
pemeriksaan.
2) Urine Pagi
Dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur.
3) Urine Pasca Prandial
Dikeluarkan setelah pasien makan (1,5 – 3 jam
sesudah makan).
4) Urine 24 jam
Urin yang dikumpul dalam waktu 24 jam.
c.
Persiapan Alat
1) Formulir khusus untuk pemeriksaan urine
2) Wadah urine dengan
tutupnya
3) Hand scoon
4) Kertas etiket
5) Bengkok
6) Buku ekspedisi untuk pemeriksaan laboratorium.
d. Macam-Macam Pemeriksaan
Beberapa pemeriksaan menggunakan
spesimen urine, yaitu :
1) Asam Urat
Mendeteksi penyakit ginjal,
eklampsia, keracunan timah hitam, leukimia dengan diet tinggi purin, ulseratif
kolitis dan lain-lain, urine yang dibutuhkan tampungan urine 24 jam.
2) Bilirubin
Mendeteksi penyakit obstruktif
saluran empedu, hepar, kanker hepar., urine yang dibutukan sekitar 5 tetes.
3) Human Chorionic Gonatropic
Mendeteksi adanya kehamilan
karena HCG adalah hormon yang diproduksi oleh plasenta, dalam pengambilan urine
dianjurkan klien untuk puasa cairan 8-12 jam, urine 24 jam yang diperlukan
sekitar 60 ml.
4) Pemeriksaan lainnya yang mengunakan spesimen urine
a) Urobilinogen menentukan kerusakan hepar, hemolisis,
dan infeksi berat.
b) Urinealisis menentukan berat jenis kadar glukosa,
keton,dll.
c) Kadar protein menentukan kadar kerusakan glomerulus
d) Pregnadion menentukan adanya gangguan dalam
menstruasi dan penilai adanya ovulasi.
3.
Pemeriksaan
Faeces
a.
Pengertian
Menyiapkan faeses untuk
pemeriksaan laboratorium dengan cara pengambilan yang tertentu.
b. Tujuan
Untuk menegakan diagnosa dengan
cara mendeteksi adanya kuman Salmonella, Shigella, Scherichia Coli,
Staphylococcus.
c.
Pemeriksaan Faeces (Tinja) untuk Pasien yang Dewasa
Untuk pemeriksaan lengkap
meliputi warna, bau, konsistensi, lendir, darah, dan telur cacing. Tinja yang
diambil adalah tinja segar.
d. Persiapan
alat
1) Hand scoon bersih
2) Vasseline
3) Botol bersih dengan tutup
4) Lidi dengan kapas lembab dalam tempatnya
5) Bengkok
6) Perlak pengalas
7) Tissue
8) Tempat bahan pemeriksaan
9) Sampiran
e.
Prosedur Tindakan
1) Mendekatkan alat
2) Memberi tahu pasien
3) Mencuci tangan
4) Memasang perlak pengalas dan sampiran
5) Melepas pakaian bawah pasien
6) Mengatur posisi dorsal recumbent
7) Memakai Hand scoon
8) Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan kedalam
anus dengan arah ke atas kemudian diputar ke kiri dan ke kanan sampai teraba
tinja
9) Setelah dapat, dikeluarkan perlahan-lahan lalu
dimasukkan kedalam tempatnya
10) Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan
dengan tissue
11) Melepas hand scoon
12) Merapikan pasien
13) Mencuci tangan. Untuk pemeriksaan kultur
(pembiakan) pengambilan tinja dengan cara steril. Caranya sama dengan cara thoucer,
tetapi alat-alat yang digunakan dalam keadaan steril.
4.
Pengambilan
Sputum
a.
Pengertian
Sputum adalah bahan yang keluar
dari bronchi atau trakea, bukan ludah atau lendir yang keluar dari mulut,
hidung atau tenggorokan.
b. Tujuan
Mengetahui basil tahan asam dan
mikroorganisme yang ada dalam tubuh pasien sehingga diagnosa dapat ditentukan.
c.
Indikasi
Pasien yang mengalami infeksi
atau peradangan saluran pernafasan (apabila diperlukan).
d. Persiapan
Alat
1) Sputum pot (tempat ludah) yang bertutup
2) Botol bersih dengan penutup
3) Hand scoon
4) Formulir dan etiket
5) Perlak pengalas
6) Bengkok dan tissue
e.
Prosedur Tindakan
1) Menyiapkan alat
2) Memberitahu pasien
3) Mencuci tangan
4) Mengatur posisi duduk
5) Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan
menyiapkan bengkok
6) Memakai hand scoon
7) Meminta pasien membatukkan dahaknya ke dalam tempat
yang sudah disiapkan (sputum pot)
8) Mengambil 5 cc bahan., lalu masukkan ke dalam botol
9) Membersihkan mulut pasien
10) Merapikan pasien dan alat
11) Melepas hand scoon
12) Mencuci tangan
5. Pengambilan spesimen cairan vagina (pap smear)
a. Pengertian
Pap smear adalah pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk
mendeteksi adanya kanker serviks atau sel prakanker, mengkaji efek pemberian
hormon seks, serta respon terhadap kemoterapi dan radiasi.
b. Persiapan
Alat dan Bahan
1) Kapas lidi steril atau aose
2) Gelas obyek
3) Bengkok
4) Sarung tangan
5) Spekulum
6) Kain kassa, kapas sublimat
7) Perlak
c. Prosedur
Pelaksanaan
1) Memberitahu dan menjelas kan kepada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2) Menyiapkan alat dan bahan membawa ke dekat
pasien
3) Memasang sampiran
4) Membuka atau menganjurkan pasien menanggalkan
pakaian bawah (tetap jaga privacy pasien) dan memasang selimut.
Pastikan yang terlihat hanya bagian perineal
5) Memasang pengalas dibawah bokong pasien
6) Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk (dorsal
recumbent)
7) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
mengeringkan dengan handuk bersih
8) Memakai sarung tangan
9) Buka labia mayora dengan ibu jari dan jari
telunjuk tangan yang tidak dominan
10)
Mengambil
sekret vagina dengan kapas lidi dan tangan yang dominan sesuai kebutuhan
11)
Menghapuskan
sekret vagina pada gelas obyek yang disediakan
12)
Membuang
kapas lidi dalam bengkok
13)
Memasukkan
gelas obyek dalam piring petri atau ke dalam tabung kimia dan ditutup
14)
Memberi
label dan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk
dikirim ke laboratorium
15)
Membereskan
alat
16)
Melepas
sarung tangan
17)
Mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir serta mengeringkannya dengan handuk
bersih
18)
Melakukan
dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Pengambilan Spesimen Untuk Pemeriksaan Diagnostik
{online} (http://labkesehatan.blogspot.co.id/2009/11/pengambilan-spesimen.html) Diakses tanggal 29 Februari
2016 pukul 20.00 WITA
Anonim. 2015. Persiapan Untuk Pemeriksaan Diagnostik
{online} (http://bidanshop.blogspot.co.id/2015/04/persiapan-untuk-pemeriksaan-diagnostik.html) Diakses
tanggal 29 Februari 2016 pukul 20.09 WITA
Eko, Nurul,
dkk. 2010. KDPK (Keterampilan Dasar Praktik Klinik) Kebidanan.Yogyakarta:
Pustaka Rihamna
Maryunani, Anik.
2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan (KDPK). Jakarta : Trans Info
Media
Uliyah,
Musrifatul, dkk. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika
0 komentar:
Posting Komentar