Selasa, 06 Desember 2016

KDK : PERSIAPAN DAN PENGAMBILAN SPESIMEN I



BAB II
PERSIAPAN DAN PENGAMBILAN SPESIMEN
(DARAH DAN URINE)

A.   PENGERTIAN SPESIMEN
Spesimen merupakan segala macam benda apa saja yang dianggap tercemar oleh suatu penyakit hewan atau jasad renik penyebab penyakit hewan termasuk bagian-bagian tubuh hewan atau berupa hewannya sendiri yang mati, sakit atau tersangka sakit perlu dikirim secara cepat dengan memperhatikan ketentuan yang diperlukan. Manfaat pengiriman spesimen pada lembaga yang secara profesional berwenang misalnya Balitvet, BPPH atau laboratorium di beberapa perguruan tinggi tidak hanya berarti terhadap diagnosa penyakit itu sendiri namun juga untuk pengendalian penyakit secara lebih luas misalnya dalam ruang lingkup epidemiologi.
Dasar pengumpulan spesimen adalah :
1.   Jenis spesimen yang dikirim tergantung pada jenis penyakit sehingga organ yang dikirim juga spesifik khususnya organ atau jaringan yang secara klinis mengalami perubahan.
2.   Spesimen dikirim dalam keadaan aseptik menggunakan bahan yang ditetapkan sesuai prosedur atau peralatan yang telah dicuci, dikeringkan dan disterilisasi.
3.   Botol diberi diberi identitas yang jelas dan teknis pemeriksaan apa yang diinginkan.
4.   Botol spesimen disimpan dalam termos es dan selama proses pengambilan spesimen lakukan secara hati-hati khususnya terhadap pencemaran.
a.   Ada beberapa yang mempengaruhi seleksi pengiriman spesimen daintaranya yaitu:  waktu, peralatan, teknik, transportasi, dantidak kalah penting adanya form/ dokumen sepesimen.
b.   Pada prinsipnya bahan yang diperlukan, cara pengepakan, dan metode yang dikehendaki harus disesuaikan dengan apakah spesimen tersebut untuk diperiksa secara bakteriologik, virologik, mikologik, parasitologik, toksikologik, serologik dan pemeriksaan histopatologik. Penyakit dan organ yang terserang biasanya spesifik oleh karenanya pengiriman spesimen harus memperhatikan gejala klinis penyakit dan jenis spesimen serta pengawetan yang digunakan.

B.   JENIS PENGAMBILAN SPECIMEN
1.   Secara Probabilitas
Probabilitas atau random sampling merupakan jenis teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi  sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan sampel yang representatif.
Jenis Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a.   secara rambang sederhana atau random sampling. Cara paling populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana adalah  dengan undian.
b.   secara sistematis (systematic sampling). Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang kesekian dari daftar populasi.
c.   secara rambang proporsional (proporsional random sampling). Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara pengambilannya  dapat dilakukan secara undian maupun sistematis.
d.   secara rambang bertingkat. Bila subpoplulasi-subpopulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti pada teknik sampling secara proportional.
e.   secara kluster (cluster sampling) Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi  yang ingin dijadikan subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sample semacam ini disebut cluster sampling atau multi-stage sampling.
2.   Secara nonprobabilitas
Nonprobabilitas adalah jenis teknik pengambilan sample yang ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar. Beberapa jenis atau cara penarikan sampel secara nonprobabilitas adalah sebagai berikut.
a.   Purposive sampling   atau  judgmental sampling  Penarikan sampel secara purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan peneliti.
b.   Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju). Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sample pertama, sample ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju.
c.   Quota sampling (penarikan sample secara jatah). Teknik sampling ini dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan. Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.
d.   Accidental sampling  atau convenience sampling Dalam penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel semacam ini disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan.

C.   PERSIAPAN DAN PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH
1.   Pengertian
Pengambilan spesimen darah merupakan pengambil dan menyiapkan specimen darah untuk pemeriksaan diagnostik. Pemeriksaan darah lengkap (DL) adalah suatu tes darah yang diminta oleh dokter untuk mengetahui sel darah pasien. Terdapat beberapa tujuan dari DL, diantaranya adalah pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa, untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit dan untuk melihat kemajuan atau respon terapi.
Pada lembar hasil DL, yang umum tercatat adalah kadar hemoglobin, jumlah trombosit, jumlah leukosit, dan hematokrit (perbandingan  antara sel darah merah dan jumlah plasma darah.). Kadang juga dicantumkan LED (Laju Endap Darah) dan hitung jenis leukosit.
Hasil DL yang normal adalah :
a.   Kadar Hb : 12-14 (wanita), 13-16 (pria) g/dl
b.   Jumlah leukosit : 5000 – 10.000 /µl
c.   Jumlah trombosit : 150.000 – 400.000 /µl
d.   Hematokrit : 35 – 45 %
e.   LED : 0 – 10 mm/jam (pria), 0 – 20 mm/jam (wanita)
Beberapa contoh interpretasi dari hasil DL secara sederhana antara lain bila kadar Hb turun menandakan anemia, leukositnya meningkat melebihi normal mungkin menandakan terjadinya infeksi, trombositnya turun mungkin saja menandakan terjadi infeksi virus, dan lain sebagainya.
Kriteria anemia menurut WHO adalah :
a.   Laki-laki dewasa                     : Hb < 13 g/dl
b.   Wanita dewasa tidak hamil     : Hb < 12 g/dl
c.   Wanita hamil                           : Hb < 11 g/dl
d.   Anak umur 6-14 tahun            : Hb < 12 g/dl
e.   Anak umur 6bulan – 6 tahun  : Hb < 11 g/dl
Nilai Ambang Batas Anemia menurut Depkes RI
Golongan Anemia
Kadar Hb (gr/dl)
Ringan
10 – 11
Sedang
  8 – 10
Berat
 <8
Menurut World Health Organization (WHO), Anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dalam darahnya kurang dari 11,0 gr%. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II (Depkes RI, 2009).
2.   Tujuan Pengambilan Spesimen Darah
a.   Tujuan umum:
Menyediakan spesimen darah untuk analisis pemeriksaan diagnostik.
b.   Tujuan khusus :

1)  Darah vena
Tujuan : mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti koagulan yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi
2)  Darah EDTA
Bertujuan untuk mendapatkan spesimen darah EDTA yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan morfologi sel darah tepi dan hitung jumlah trombosit
3)  Darah sitrat
Tujuan : mendapatkan spesimen darah SITRAT yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan laju endapan darah metode Weatergreen dan pemeriksaan tes
hemoragik
4)  Darah kapiler
Tujuan : mendapatkan spesimen darah kapiler yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan golongan darah dan beberapa pemeriksaan rapid test imunologi
3.   Indikasi
a.   Pada pasien malaria
b.   Pada pasien HIV/aids
c.   Pada pasien Typus
4.   Tempat Pengambilan Darah
a.   Perifer (pembuluh darah tepi)
b.   Vena
c.   Arteri
d.   Orang dewasa di ambil pada ujung jari atau daun telinga bagian bawah
e.   Bayi dan anak kecil dapat diambil pada ibu jari kaki, tumit, atau daerah kepala
5.   Cara Pengambilan Spesimen
a.   Darah Kapiler
Pada orang dewasa diambil pada ujung jari atau anak daun telinga untuk mengambil darah kapiler, sedangkan pada bayi atau anak kecil dapat diambil di tumit atau ibu jari kaki. Tempat yang dipilih tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah.  Adapun cara mengambil spesimen sebagai berikut :
1)  Bersihkan tempat yang akan ditusuk memakai kapas beralkohol 70% dan biarkan sampai kering.
2)  Peganglah bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
3)  Tusuklah dengan cepat memakai lancet steril, pada jari tusukkan dengan arah tegak lurus pada garis-garis sidik kulit jari dan tidak boleh sejajar. Bila yang akan diambil spesimennya pada anak daun telinga tusukan pinggirnya dan jangan sisinya sampai darah keluar.
4)  Setelah penusukan selesai, tempat tusukkan ditutup dengan kapas beralkohol dan biarkan sampai darah tidak keluar.
b.   Darah Vena
Pada orang dewasa dipakai salah satu vena dalam fossa cubiti, pada bayi dapat digunakan vena jugularis superficialis atau sinus sagittalis superior. Cara pengambilan spesimen sebagai berikut :
1)  Ikat lengan atas dengan menggunakan karet pengikat/torniquet, kemudian tangan dikepalkan.
2)  Tentukan vena yang akan ditusuk, kemudian sterilkan dengan kapas berakohol 70%.
3)  Tusuk jarum spuit/disposable syringe dengan posisi 45o dengan lengan.
4)  Setelah darah terlihat masuk dalam spuit, rubah posisi spuit menjadi 30o dengan lengan, kemudian hisap darah perlahan-lahan hingga volume yang diinginkan.
5)  Setelah volume cukup, buka karet pengikat lengan kemudian tempelkan kapas beralkohol pada ujung jarum yang menempel dikulit kemudian tarik jarum perlahan-lahan.
6)  Biarkan kapas beralkohol pada tempat tusukan, kemudian lengan ditekuk/dilipat dan biarkan hingga darah tidak keluar.
7)  Pindahkan darah dari disposibel syringe ke wadah berisi anti koagulan yang disediakan, kemudian digoyang secara perlahan agar bercampur.
8)  Jika spesimen ingin tetap dalam spuit, setelah darah dihisap kemudian dengan spuit yang sama dihisap pengawet/anti koagulan.



6.   Tempat Pengambilan dan Volume Spesimen
Ada 2 (dua) tempat pengambilan spesimen darah, yaitu :
a.   Ujung jari tangan/kaki (Darah Kapiler). Digunakan apabila mengambil darah dalam jumlah sedikit atau tetesan (dipakai untuk screning test).
b.   Lipatan lengan/siku (Darah Vena). Digunakan apabila mengambil darah dalam jumlah agak banyak, misalnya : 1 s/d 10 ml.
7.   Wadah Spesimen
a.   Untuk darah vena, memerlukan wadah/botol terbuat kaca, atau tetap di dalam spuit.
b.   Untuk darah kapiler tidak memerlukan wadah.
c.   Wadah dapat berukuran kecil atau ukuran volume 5 ml.
8.   Macam-Macam Pemeriksaan
a.   Serum glutamik piruvik transaminase (SGPT)
Bertujuan untuk mendeteksi adanya kerusakan hepatoseluler. Cara :
1)  Ambil darah kurang lebih 5 -10 ml dari vena
2)  Masukkan ke dalam tabung atau botol
3)  Hindari hemolisis
4)  Berikan label nama dan tanggal
b.  Albumin
Bertujuan untuk mendeteksi kemampuan albumin yang disintesis oleh hepar, menentukan adanya gangguan hepar seperti pada sirosis hepatic, luka bakar, gangguan ginjal, atau kehilangan protein dalam jumlah banyak. Cara :
1)  Ambil darah kurang lebih 5 – 10 ml dari vena
2)  Masukkan ke dalam tabung atau botol
3)  Berikan label nama dan tanggal
c.   Golongan Darah
Bertujuan untuk mendeteksi golongan darah yang terdiri dari golongan darah A, B, AB, dan O. Bahan yang diperlukan : darah, reagen anti A, B, dan AB.


d.  Asam urat
Bertujuan untuk mendeteksi penyakit ginjal, anemia, asam folat, luka bakar dan kehamilan. Peningkatan asam urat dapat diindikasikan penyakit seperti leukimia, kanker, eklampsia berat, gagal ginjal, malnutrisi. Cara :
1)  Ambil darah kurang lebih 5 -7 ml dari vena
2)  Masukkan ke dalam tabung atau botol
3)  Berikan label nama dan tanggal
e.   Bilirubin ( Total, Direct, dan Indirect )
Bertujuan untuk mendeteksi kadar bilirubin. Pemeriksaan ini ada direct dan indirect. Pada bilirubin direct dilakukan untuk mendeteksi adanya ikterik obstruktif yang disebabkan oleh batu, neoplasma, hepatitis dan sirosis. Sedangkan bilirubin indirect dilakukan untuk mendeteksi adanya anemia, malaria dan lain-lain. Cara :
1)  Ambil darah kurang lebih 5 – 7 ml dari vena
2)  Masukkan ke dalam tabung atau botol
3)  Hindari hemolisis
4)  Berikan label nama dan tanggal
f.    Estrogen
Bertujuan untuk mendeteksi disfungsi ovarium, gejala menopause dan pasca menopause, serta stress pisikogenik. Peningkatan nilai estrogen dapat menunjukkan indikasi adanya tumor ovarium, adanya kehamilan. Cara :
1)  Ambil darah kurang lebih 5 – 10 ml dari vena
2)  Masukkan ke dalam tabung atau botol
3)  Berikan label nama dan tanggal
g.  Gas Darah Arteri
Bertujuan untuk mendeteksi gangguan keseimbangan asam dan basa yang disebabkan oleh gangguan respiratorik atau gangguna metabolik. Cara :
1)  Ambil darah kurang lebih 1 – 5 ml dari arteri dengan spuit dan jarum berisi heparin
2)  Berikan label nama dan tanggal

h.  Gula darah puasa
Bertujuan untuk mendeteksi adanya diabetes atau reaksi hipoglikemik. Cara :
1)  Ambil darah kurang lebih 5 -10 ml dari vena
2)  Masukkan ke dalam tabung atau botol
3)  Berikan label nama dan tanggal
4)  Puasakan makan dan minum 12 jam sebelum pemeriksaan
i.    Gula darah postprandal
Bertujuan untuk mendeteksi adanya diabetes atau reaksi hipoklimemik, pemeriksaan dilakukan setelah makan. Cara :
1)  Ambil darah kurang lebih 5 – 10 ml dari vena 2 jam setelah makan pagi atau siang
2)  Masukkan ke dalam tabung atau botol
3)  Hindari hemolisis
4)  Berikan label nama dan tanggal
j.    Human Chorionic Gonadotropi ( HCG )
Bertujuan untuk mendeteksi adanya kehamilan karena HCG adalah hormon yang diproduksi oleh plasenta. Cara :
1)  Ambil darah kurang lebih 5 -10 ml dari vena
2)  Masukkan ke dalam tabung atau botol
3)  Hindari hemolisis
4)  Berikan label nama dan tanggal
k.   Hematokrik
Bertujuan untuk mengukur konsentrasi sel-sel darah merah dalam darah yang dapat mendeteksi adanya anemia, kehilangan darah, gagal ginjal kronik serta  defisiensi vitamin B dan C, peningkatan kadar hematokrik diindikasi adanya dehidrasi, asidosis, trauma dan lain-lain. Caranya :
1)  Ambil darah kurang lebih 7 ml dari vena
2)  Masukkan ke dalam tabung atau botol
3)  Berikan label nama dan tanggal


l.    Hemoglobin ( Hb )
Bertujuan untuk mendeteksi adanya anemia dan penyakit ginjal. Peningkatan Hb mengindikasikan adanya dehidrasi, Penyakit Paru Obsruktif Menahun dan gagal jantung kongestif, dan lain-lain. Cara :
1)  Ambil darah kurang lebih 5 – 10 ml dari vena
2)  Masukkan ke dalam tabung atau botol
3)  Hindari hemolisis
4)  Berikan label nama dan tanggal
m. Trombosit
Bertujuan untuk mendeteksi adanya trombositopenia yang berhubungan dengan perdarahan dan adanya trombositosis menyebabkan peningkatan pembekuan. Cara :
1)  Ambil darah kurang lebih 5 -10 ml dari vena
2)  Masukkan ke dalam tabung atau botol
3)  Berikan label nama dan tanggal
n.  Partlal Tromboplastin Time ( PPT )
Bertujuan untuk mendeteksi defesiensi faktor pembekuan, kecuali faktor VII, VIII, mendeteksi variasi trombosit, dan memonitor terapi heparia.
o.  Pemeriksaan lainnya yang menggunakan spesimen darah antara lain kadar elektrolit dalam darah, masa protombin, progesteron, prolaktin, serum krolaktin, kortisol, kolesterol, dan lain-lain.

D.   Pemeriksaan HB
1.   Persiapan Alat dan Bahan
a.   Lanset darah atau jarum khusus
b.   Kapas alcohol
c.   Kapas kering
d.   Alat pengukur Hb/kaca objek/botol pemeriksaan, tergantung macam pemeriksaan
e.   Bengkok
f.    Hand scoon
g.   Perlak


2.   Pengambilan dan Pemeriksaan HB Darah
NO
LANGKAH-LANGKAH
KEY POINT

1.
Persiapan
Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan sesuai dengan urutan kegiatan.

Pastikan bahan dan alat dalam keadaan dapat digunakan sesuai urutan kerja.
2.
Suruh ibu untuk di kursi yang telah disiapkan
Beritahukan pada ibu mengenai apa yang akan dilakukan.
3.
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan kemudian pasang handschoen.
Sebelum melakukan sesuatu pekerjaan bidan harus teknik pencegahan infeksi
4.
Isi tabung sahli dengan HCl 1 % sampai dengan batas angka 2.
·     Gunakan pipet untuk mengisi tabung.
·     HCl 1 % tidak boleh lebih atau kurang dari batas angka 2
5.
Bersihkan jari yang akan ditusuk dengan kapas alkohol.
Biarkan sampai alkohol kering.
6.
Tusuk jari dengan menggunakan jarum steril/lancet, bersihkan darah yang pertama keluar dengan kapas kering, tekan jari agar darah lebih banyak keluar.

Pada orang dewasa jari yang ditusuk biasanya jari manis atau jari tengah bagian tepi karena pada daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah kapiler dan kurang sensitif.
7.
Gunakan pipet untuk menghisap darah sampai darah mencapai garis biru pada tabung atau 20 mm.
             
Usahakan jangan sampai ada udara yang masuk pada pipet penghisap karena akan mengurangi keakuratan hasil pemeriksaan.
8.
Masukkan darah ke dalam tabung sahli dengan hati-hati sampai semua darah keluar dari pipet.
·    Ujung pipet harus masuk ke dalam larutan HCl 1 %.
·    Masukkan darah secepatnya sebelum membeku
9.
Aduk HCl 1% dan darah sampai benar-benar tercampur.      
Warnanya akan berubah kuning kecoklatan.
10.
Masukkan aquadest tetes demi tetes ke dalam tabung sahli, aduk kembali setelah ditetesi sampai warnanya sama dengan warna tabung standar.
Usahakan jangan sampai ada gelembung-gelembung udara dalam tabung sahli saat mengaduk karena akan mempengaruhi pembacaan hasil pemeriksaan
11.
Lihat ujung/tepi lengkungan paling atas dan baca angka diujung tersebut. Itulah kadar hemoglobinnya.
Lihat pada tempat yang terang atau ada sinar/cahaya.
12.
Catat hasil dan beritahukan pada ibu.

13.
Rapikan alat dan cuci handscoen dalam keadaan dipakai dan buka dalam keadaan terbalik kemudian rendam dalam larutan klorin

14.
Cuci tangan dan keringkan dengan handuk bersih.

Nilai Normal
Laki-laki  : 14 – 18 gram/dl
Wanita     : 12 – 16 gram/dl

3.   Kesalahan yang sering terjadi
a.   Alat / reagen kurang sempurna yaitu :
ü Volume pipet Hb tidak selalu tepat 20 ml.
ü Warna standar sering sudah pucat.
ü Kadar larutan HCl sering tidak dikontrol.
b.  Orang yang melakukan pemeriksaan :
ü Pengambilan darah kurang baik.
ü Papat gelembung penglihatan pemeriksa tidak normal atau sudah lelah.
ü Intensitas sinar / penerangan kurang.
ü Pada waktu membaca hasil dipermukaan terdapat gelembung udara.
ü Pipet tidak dibilas dengan HCl.
ü Pengenceran tidak baik.
E.  PEMERIKSAAN URINE
1.   Pengertian
Air seni atau urin adalah cairan sisa yang dilepaskan oleh ginjal, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui proses urinasi (berkemih). Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring ginjal dan untuk menjaga kestabilan cairan tubuh.

2.   Pengambilan Sampel Urine
Menurut Wachyuni dari bagian Mikrobiologi RSVP Fatmawati, Jakarta Selatan, aria beberapa cara pengambilan sampel urin, yakni:
a.   Urin sewaktu
Untuk berbagai pemeriksaan digunakan urin sewaktu, yakni urin dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan secara khusus. Pemeriksaan ini baik untuk pemeriksaan rutin tanpa keluhan khusus.
b.   Urin pagi
Maksudnya, urin yang pertama-tama dikeluarkan di pagi hari setelah bangun tidur. Urin ini lebih pekat daripada urin yang dikeluarkan di siang hari. Pemeriksaan urin pagi baik untuk sedimen, berat jenis, protein, juga tes kehamilan. Sebaliknya, urin pagi tidak baik untuk pemeriksaan penyaring karena adanya glukosuria.
c.   Urin postprandial
Maksudnya, urin yang pertama kali dikeluarkan 1,5 – 3 jam sehabis makan. Sampel ini berguna untuk pemeriksaan glukosuria.
d.   Urin 24 jam
Sampel ini digunakan untuk mengetahui keandalan angka analisis. Untuk mengumpulkan urin 24 jam diperlukan botol besar, bervolume 1,5 liter atau lebih yang ditutup dengan baik. Botol harus bersih dan memerlukan zat pengawet.
e.   Urin 3 gelas dan 2 gelas pada laki-laki
Urin jenis ini digunakan untuk pemeriksaan urologis. Selain itu, juga untuk mendapatkan gambaran tentang letak radang atau lesi lain, yang mengakibatkan adanya nanah atau darah dalam air kencing pria.

3.   Hal-hal yang perlu di infeksi dalam pemeriksaan urine:
a.   Volume urine           
                 Banyaknya urine yang dikeluarkan oleh ginjal dalam 24 jam. Dihitung dalam gelas ukur. Volume urine normal : 1200-1500 ml/24 jam. Volume urine masingmasing orang bervariasi tergantung pada luas permukaan tubuh, pemakaian cairan, dan kelembapan udara / penguapan.
b.   Bau
                 Bau urine yang normal, tidak keras. Bau urine yang normal disebabkan dari sebagian oleh asam-asam organik yang mudah menguap.
c.   Buih         
                 Buih pada urine normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih, menunjukkan bahwa urine tersebut mengandung protein. Sedangkan jika urine memiliki buih yang berwarna kuning, hal tersebut disebabkan oleh adanya pigmen empedu(bilirubin) dalam urine.
d.   Warna urine
                 Warna urine ditentukan oleh besarnya dieresis. Makin besar dieresis, makin muda warna urine itu. Biasanya warna urine normal berkisar antara kuning muda dan kuning tua. Warna itu disebabkan oleh beberapa macam zat warna, terutama urochrom dan urobilin. Kemungkinan adanya zat warna abnormal, berupa hasil metabolism abnormal, tetapi mungkin juga berasal dari suatu jenis makanan atau obat-obatan. Beberapa keadaan warna urine mungkin baru berubah setelah dibiarkan.
e.   Kejernihan    
                 Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna yaitu jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh. Tidak semua macam kekeruhan bersifat abnormal. Urine normal pun akan menjadi keruh jika dibiarkan atau didinginkan. Kekeruhan ringan disebut nubecula dan terjadi dari lender, sel-sel epitel, dan leukosit yang lambat laun mengendap.

4.   Pemeriksaan Urine
a.   Asam Urat
Bertujuan untuk mendeteksi penyakit ginjal, eklampsia, keracunan timah hitam, leukimia dengan diet tinggi purin, ulseratif kolitis dan lain-lain. Cara :
1.   Tampung urine 24 jam dan masukkan ke dalam botol atau tabung
2.   Berikan label nama, tanggal pengambilan
b.   Bilirubin
Bertujuan untuk mendeteksi penyakit obstruktif saluran empedu, hepar, kanker hepar. Cara :
1.   Gunakan Ictotet
2.   Teteskan urine kurang lebih 5 tetes
3.   Masukkan tablet dan tambahkan 2 tetes air
4.   Hasil positif jika warna biru atau ungu
c.   Human Chorionic Gonatropin
Bertujuan untuk mendeteksi adanya kehamilan karena HCG adalah hormon yang diproduksi oleh plasenta. Cara :
1.   Anjurkan puasa 8-12 jam
2.   Ambil urine 600 ml, kemudian lakukan pengumpulan selama 24 jam
3.   Berikan label nama dan tanggal
d.  Urobilinogen menentukan kerusakan hepar, hemolisis, dan infeksi berat.
e.   Urinealisis menentukan berat jenis kadar glukosa, keton,dll.
f.    Kadar protein menentukan kadar kerusakan glomerulus
g.  Pregnadion menentukan adanya gangguan dalam menstruasi dan penilai adanya ovulasi.

5.   Persiapan Alat dan Bahan Pengambilan Urine
a.   Kapas savlon 1% atau kapas air hangat
b.   Waslap dan sabun mandi
c.   Pispot 2 buah
d.   Botol urine yang sudah diberi label
e.   Surat pemeriksaan laboratorium
f.    Handschoon
g.   Bengkok
h.   Sampiran

6.   Prosedur Kerja
Mengambil Urine Untuk Bahan Pemeriksaan
a.   Cuci tangan
b.   Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
c.   Gunakan handschoon
d.   Bersihkan daerah genetalia dengan waslap dan sabun, kemudian keringkan
e.   Pasang pispot di bawah glutea
f.    Letakkan bengkok di dekat glutea
g.   Bersihkan daerah genetalia eksterna dengan kapas savlon atau air hangat
h.   Anjurkan pasien untuk berkemih sedikit dan tampung pada pispot, kemudian ganti pispot lain
i.    Bersihkan daerah genetalia dengan waslap dan sabun, lalu keringkan
j.    Tuangkan urine ke dalam botol urine yang sudah diberi label
k.   Lepaskan sarung tangan dan letakkan di bengkok
l.    Cuci tangan
m. Catat waktu pelaksanaan pengambilan dan keadaan urine

Sikap :
a.   Ramah
b.   Sopan
c.   Komunikatif

7.   Pemeriksaan Albumin Urine
Persiapan Alat dan Bahan

ü Tabung reaksi
ü Penjepit tabung
ü Lampu spritus
ü Korek api
ü Pipet ukur ( Spuit )
ü Sarung tangan
ü Rak tabung reaksi
ü Baki
ü Celemek
ü Piala ginjal
ü Kertas litmus untuk menguji reaksi urine ( asam/basa )
ü Urine
ü Cairan Asam asetat 2 %

Prosedur Kerja
1.      Cuci tangan
2.      Pakai sarung tangan.
3.      Isi 7 ml tabung uji dengan urune, tahan ujung atas tabung dengan alat pemegang.
4.      Periksa reaksi urine, jika basa, tambahkan satu tetes asam asetat dan buat menjadi asam.
5.      Panaskan urine di atas lampu spritus dan biarkan mendidih / sampai muncul uap pada tabung. Jauhkan mulut fabung dari wajah.
6.      Biarkan urine anas tadi sampai menjadi dingin sekitar 1 – 2 menit.
7.      Tambahkan 2 – 3 tetes asam asetat kedalam tabung uji . jika urune berawan ( terdaat cincin ), maka hal tersebut menandakan adnya albumin dalam urine.
8.      Buang urine dan bersihkan tabung uji. Raikan alat.
9.      Buang sarung tangan dan cuci tangan.
10.   Catat prosedur tersebut disertai tanggal dan waktu pada catatan perawat atau lembaran sesuai peraturan rumah sakit.

Perhatian :
a.      Gambaran awan/cincin putih tampak di sebabkan karena adanya fosfat atau albumin dalam urine.
b.      Pengujian ini biasanya untuk meyakinkan bahwa urine klien benar benar mengandung albumin.


Keterangan :

a.  (-)             : tidak ada kekeruhan
b.  (+)            : Kekeruhan tanpa butiran
c.  (+2)          : Kekeruhan dengan   butiran
d.  (+3)                      : Kekeruhan dengan kepingan
e.  (+4)          : Kekeruhan dengan gumpalan
8.   Pemeriksaan Reduksi Urine menggunakan Benedit
a.   Tujuan                      : menentukan adanya glukosa dalam urine
b.  Persiapan pasien    : dilarang minum obat vit.C, salisilat, sterptomisin
c.   Bahan
1.   Urine
2.   Benedite
d.  Alat yang digunakan :

1.   Botol penampung urine
2.   Tabung reaksi 2 buah
3.   Rak tabung
4.   Penjepit Tabung
5.   Pipet Tetes
6.   Spuit 5 cc
7.      Lampu spirtus
8.      Korek Api
9.      Bengkok
10.   Safety Box
11.   Larutan Klorin 0,5%
12.   Handscoon


e.   Cara pemeriksaan (Metode Benedict)
1.   Jelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan kepada klien
2.   Siapkan semua bahan dan peralatan yang akan digunakan
3.   Minta klien untuk berkemih dan ajarkan cara menampung urine
4.   Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
5.   Gunakan handscoon
6.   Masukkan 5 cc reagen Benedict ke dalam 2 tabung reaksi
7.   Lalu tambah 5-8 tetes urine ke dalam salah satu tabung
8.   Dengan menggunakan penjepit tabung, kemudian panaskan tabung lagi dengan api spiritus hingga mendidih antara 1 – 2 menit.
9.   Setelah itu, menyimpan tabung tersebut di rak tabung, dan biarkan selama ± 5 menit kemudian membaca hasilnya.
10.   Angkat tabung dan baca hasilnya
11.   Bereskan alat yang telah digunakan
12.   Lepas handscoon dengan cara terbalik pada larutan Klorin 0,5%, rendam selama 10 menit
13.   Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
14.   Catat hasil pemeriksaan dan beritahu kepada klien

f.    Keterangan
1.   Negatif(-)             :tetap biru atau kehijauan
2.   Positif( +)             : hijau kekuningan keruh (0,5 – 1% Glukosa)
3.   Positif (++)           : kuning keruh (1,5 – 2% Glukosa)
4.   Positif (+++ )        : jingga atau lumpur keruh (2 – 3,5% Glukosa)
5.   Positif (++++)       : merah bata keruh (>3,5% Glukosa)

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Pengambilan Darah Untuk Bahan Pemeriksaan Diagnostik {online} (http://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.co.id/2013/08/ pengambilan-darah-untuk-bahan.html) Diakses tanggal 7 Maret 2016 pukul 05.30 WITA
Bajang. 2014. Pemeriksaan Albumin Dalam Urine {online} (http://lailybajangmasruri.blogspot.co.id/2014/05/pemeriksaan-albumin-dalam-urine.html) Diakses tanggal 7 Maret 2016 pukul 05.18 WITA
Dulqueeny. 2011. Pemeriksaan Laboratorium Hb dan Urine {online} (https://dulqueeny.wordpress.com/2011/05/05/pemeriksaan-laboratorium-hb-dan-urine/) Diakses tanggal 7 Maret 2016 pukul 05. 43 WITA
Fardiansyah, Farid. 2014. Laporan Pemeriksaan Reduksi Urine {online} (http://faridfardiansyah.blogspot.co.id/p/laporan-pemeriksaan-reduksi-urine.html) Diakses tanggal 7 Maret 2016 pukul 06.26 WITA
Kusmiyati, Yuni. 2008. Penuntun Belajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya
Maryunani, Anik. 2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan (KDPK). Jakarta : Trans Info Media
Uliyah, Musrifatul, dkk. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

0 komentar:

Posting Komentar